Cara Menghitung Break Event Point (BEP)

BEP
BREAK EVENT POINT

Break Event Point adalah  jumlah yang harus terjual untuk mendapatkan laba yang sama dengan biaya yang sudah dikeluarkan sebagai biaya tetap. BEP digunakan untuk mengetahui jumlah produk yang harus terjual per bulan, per hari, bahkan per jam agar mencapai titik impas atau titik modal.

BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit  – Biaya Variabel per Unit) x Harga per Unit

Atau

BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit x Harga per Unit

Atau

BEP ( dalam Rupiah )= Biaya Tetap / Laba Bersih

Keterangan :

BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)
BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang berproduksi atau tidak)
Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit (selisih)
Diagram break event point
BREAK EVENT POINT


Agar mudah dalam memahami, saya akan memberikan contoh sederhana. Ada seorang pengusaha sedang mulai membangun bisnis bubur ayam nama Amin. Ia tentu membutuhkan untuk membayar sewa tempat, gaji karyawan, listrik, air, gas dan lain lain. Sekalipun orang itu menggunakan tempat tinggalnya untuk usaha, tetap saja dalam ilmu BEP semua harus diuangkan, sebab jika suatu saat usahanya berkembang, tetap harus ada biaya sewa tempat yang harus dikeluarkan.

baca juga : Cara Menghitung Pay Back Period

Amin menggunakan Rp 1.000.000 untuk biaya sewa tempat per bulan. Karena masih seorang diri, Amin menganggarkan Rp 1.000.000 per bulan untuk gaji karyawan, yakni dirinya sendiri. Ia mengalokasikan Rp 1.000.000 untuk listrik,gas, dan air. Kemudian, ia menghitung biaya produksinya dan menetapkan hjarga jual produknya. Karena ingin mendapatkan laba sebesar Rp 5.000 per porsi bubur yang dijual. Anggap menjual produknya dengan harga Rp 15.000 per porsi.

Di awal usah, tuliskan, hitung, dan jumlahkan semua biaya yang dikeluarkan. Agar lebih mudah buat hitungan per bulan. Total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 3.000.000 itulah biaya tetap. BEP nya bagilah jumlah biaya tetap dengan laba bersihnya, yaitu Rp 5.000.

Jadi BEP bubur ayam Amin Rp 3.000.000 dibagi dengan Rp 5.000 adalah 600 porsi per bulan. Artinya, agar Amin balik modal, dalam sebulan Amin harus menjual 600 porsi

Ilmu BEP akan menjawab target yang harus Anda penuhi dalam sebulan agar mencapai titik impas dan balik modal. Ilmu itu juga juga akan menunjukkan harus seberapa gigih dan canggih Anda dalam menjual agar tidak buntung.

Keuntungan mengetahui BEP adalah dapt memonitor usaha Anda dengan lebih teliti dan detail. Saat BEP  sudah diketahui, otomatis Anda akan menentukan target penjualan produk Anda. Dari sana, baru kita dapat mencari cara agar orang yang lewat di depan usaha kita mau membeli minimal melihat, kita bisa membuat spanduk, umbul umbul atau brosur yang dapat membuat orang ingin tahu dan datang. Anda juga bisa memantau apakah saat itu Anda sudah mencapai BEP atau belum. Jika belum, Anda perlu mencari strategi lain untuk menggenjot penjualan dan mencapai Break Event Point (BEP).

Belum ada Komentar untuk "Cara Menghitung Break Event Point (BEP)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel